Notification

×

Kategori Berita

Cari Cerita

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Entri yang Diunggulkan

DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN

  Kang Asep Hidayat DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN By. Kang Asep Hidayat Assalamualaikum, salam sejahtera buat sahabat kang Asep Hidayat semua ...

Indeks Berita

Iklan

DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN

Selasa, 04 Mei 2021 | Mei 04, 2021 WIB Last Updated 2021-05-04T07:09:02Z

 

DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN
By. Kang Asep Hidayat




Assalamualaikum, salam sejahtera buat sahabat kang Asep Hidayat semua dimanapun berada, kali ini saya akan menceritakan kisah nyata dari kehidupan sahabat Cerita Misteri Kisah Nyata Kang Asep Hidayat.

Beliau mengirimkan pengalaman hidupnya kepada saya, yang begitu luarbiasa, namun tentunya nama beliau saya samarkan. Semoga berkenan dan mohon maaf ya mbak jika ada kata dan penulisannya yang salah, cuma ini saya bisanya

Baiklah langsung saja ke bagian ceritanya.
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Inilah selengkapnya ........
Namaku maysa, aku asli bersuku Jawa, namun banyak orang mengatakan, jika aku memiliki raut wajah mirip dengan orang cina, bahkan banyak orang di sekitarku mengira jika aku memang orang cina,

Pernah suatu ketika aku berbelanja dimana pemilik toko itu memang orang cina, pemilik toko itu berbicara kepadaku dengan bahasa Chinese, tentu saja hal itu membuat aku bingung, dan akupun berkata kepadanya,

''Maaf ko, aku bukan Chinese'',
Demikian aku berkata dengan sedikit malu,

''ah yang bener la, tapi lu punya muka macam orang cina"
Pemilik toko itu berkata kepadaku tak yakin jika memang aku ini bukan Chinese,

Aku sedari kecil hidup dikota metropolitan, yaitu dijakarta, kira-kira umur 15 tahun.

Tahun 2016 akhir, yang bulan dan tanggalnya maaf aku sendiri lupa,
Aku bekerja di sebuah perusahaan atau tepatnya sebuah pabrik mainan yang ada di daerah Jakarta Utara.

Pada awal bekerja aku merasa nyaman dan aman, tidak ada keanehan apapun yang terjadi kepadaku. Bahkan aku memiliki bos yang sangat baik kepadaku.

Suatu hari aku bekerja dengan bos, sambil bekerja kami mengobrol, walau aku sedikit canggung, karena yaaah yang namanya dengan seorang bos.
Disela bekerja ia bertanya kepadaku,

"Kamu keturunan Chinese ya?"
Demikian ia bertanya kepadaku dengan senyum ramah.

"Enngak ko, aku asli orang orang Jawa"
Jawabku sedikit tergagap, karena saat itu aku tengah fokus bekerja,

''Hemmmm, kamu itu mirip Chinese Pase maysa",
Ujarnya lagi kepadaku.

Saat itu aku hanya diam karena memang aku tak mengerti dengan apa yang ia maksud.

O ya, aku bekerja di pabrik itu bersama saudaraku, namun akhir-akhir ini saudaraku ada masalah pekerjaan, yang pada akhirnya ia berhenti bekerja dari pabrik tersebut.

Dan saudaraku itu menghendaki akupun harus ikut berhenti bekerja juga, walau yaaah sebenarnya aku masih betah bekerja di pabrik itu, karena aku butuh pengalaman kerja. Namun bagaimana lagi
Walau dengan berat hati, akupun akhirnya ikut berhenti.

Beberapa waktu pasca berhentinya bekerja dari pabrik itu, aku masih saja selalu ingat dan kefikiran ke pabrik tersebut.

Kriiiing...kriiiing...
Suatu hari ketika aku tengah bersantai di tempat tinggalku, ponselku berdering, tanda ada panggilan, segera kuraih ponselku yang saat itu aku letakkan di meja kecil dikamar.

Kulihat dilayar ponsel sebuah nama Rina, Rina adalah teman kerjaku ketika dipabrik, lalu aku angkat telfonnya,

"Halo Rin....apakabarnya, ada apa ya?
Demikian aku sapa dan aku bertanya kepadanya.

"Hallo juga, aku sehat dan baik selalu, o ya maysa, kata bos, kamu masuk kerja lagi ya, karena kamu dibutuhin loh disini"
Demikian ucap Rina, yang ternyata ajakan untuk kembali bekerja.

Mendengar berita ajakan itu sejenak aku berfikir, harus bagaimana nih, namun entah apa yang mendorong hatiku, yang akhirnya akupun mengiyakan ajakan itu, bahkan tidak menunggu esok lusa, sore itu juga aku dijemput untuk langsung bekerja.

Hari berganti hari, terus berganti dengan Minggu, dan berlalu.
Tanpa terasa sebulan aku kembali bekerja dipabrik itu.

Semua berjalan dengan lancar dan baik-baik saja, bahkan yang aku rasakan sikap bos semakin baik kepadaku.

Kadang aku merasa kebaikannya bosku sangat berlebihan, terbukti dengan gajiku setiap bulan terus dinaikkan, padahal yang sebenarnya kenaikan gaji itu per tiga bulan normalnya. Bahkan diluar pekerjaan pun sang bos selalu memperhatikanku, layaknya aku bagai anaknya sendiri.

Hal itu tentunya membuat rekan-rekan kerjaku menjadi iri.
**
Mulainya ada hal yang terjadi kepadaku yang tentunya tidak logika, sekaligus membuat aku merasa ketakutan.

Pada suatu petang, aku dan rekan kerja lainnya masih dipabrik dan bekerja.

Rekan sebelah meja kerjaku kebetulan berpuasa, dan Maghrib itu ia meminta ijin kepadaku untuk berbuka puasa dan melaksanakan sholat fardu Maghrib, karena saat itu aku tengah maaf lagi Haid, tentunya aku tidak melaksanakan sholat.

Singkat cerita, akupun mengiyakannya, dan rekankupun berlalu meninggalkanku, tentulah saat itu aku tinggal sendiri, karena memang kami hanya berdua saat itu.

Akupun meneruskan pekerjaanku, yang saat itu aku mengangsur angkat barang-barang.
Disaat itulah tanpa sengaja ekor mataku mengarah keluar ruangan, dimana ada sebatang pohon palem, disana aku melihat seseorang tengah berdiri menatap kearahku, bahkan sosok itu tersenyum kepadaku.

Pada awalnya aku fikir sosok itu temanku yang memang ditugaskan untuk menghidupkan lampu, yang kebetulan disebelah pohon itu ada saklar lampu. Namun setelah aku perhatikan dengan jelas, ternyata dia bukanlah temanku, karena memang disana sedikit remang-remang minimnya pencahayaan.

Setelah membalas senyumnya akupun kembali membalikkan tubuhku dan kembali bekerja.
Namun beberapa saat kemudian, aku merasakan ada hal yang aneh pada tubuhku.

Tubuhku terasa dingin, layaknya aku baru saja kehujanan, tidak sampai disitu, entah karena apa, tiba-tiba saja aku merasa sedih, serasa aku tengah berduka.

Saat itu dengan sisa kesadaranku, aku melangkah setengah berlari menuju ruang sebelah, dimana disitu ada beberapa temanku, aku meminta tolong kepadanya, dan selanjutnya aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.

***
Menurut cerita rekan kerjaku disaat aku berlari menghampirinya dan meminta tolong.

Rekan kerjaku mengira jika aku kelelahan, karena saat itu raut wajahku terlihat pucat dan tubuhku lemah, akupun diantar ke kamar istirahat, namun saat itu sikapku mulai terlihat aneh, aku menangis dan menjerit histeris, layaknya orang tengah kesurupan.

Sontak melihat aku yang saat itu kesurupan membuat beberapa rekanku panik, mereka berusaha untuk menyadarkanku dengan berbagai cara yang mereka bisa, dengan dibacakan Yasin dan sebagainya, namun tetap saja aku tidak sadarkan diri, justru aku
Tertawa cekikikan.

Setelah rekan kerjaku menghubungi bos, dan memberitahukan jika aku kesurupan, akhirnya sang bos pun tiba, dan aku kembali sadar hanya di ucapkan "HALELUYA" olehnya.

Singkat cerita, pasca kejadian yang menimpaku, aku sering melihat hal aneh di pabrik itu, mulai dari beberapa barang berjatuhan atau pindah posisi dengan sendiri, pintu ruangan sering terbuka dan tertutup sendiri, hingga penampakan-penampakan menakutkan.

Penampakan-penampakan yang semakin menunjukkan eksistensinya kepadaku dan karyawan pabrik lainnya kerap terjadi.

Yang lebih parah lagi, saat itu aku justru berteman dengan sosok yang pertama kali aku melihatnya, yaitu sosok yang ketika ia berdiri didekat pohon palm sebelum aku kesurupan.

Yang membuat aku jadi sedih yaitu, teman-temanku semakin menjauhiku, karena mereka takut, mereka takut denganku karena mereka sering melihat aku tengah berbicara sendiri, yang sebenarnya aku saat itu tengah mengobrol dengan teman baruku yang tak kasat mata, atau hantu.

Ternyata setelah aku berteman dengan sosok itu, disana aku baru tahu siapa dia, sosok itu mengaku dan bercerita kepadaku, bahwa dia adalah anak bosku yang telah mati dijadikan tumbal pesugihan oleh bosku atau orang tua kandung sosok itu.

Mendengar cerita sosok itu, tentulah aku merasa sedih dan kasihan sekaligus aku ketakutan, kok tega sekali orang tua menumbalkan anak kandungnya sendiri hanya demi kekayaan. Demikian fikirku saat itu.

Pada awal pertemanan dengan anak bos yang telah jadi tumbal itu, aku merasa senang dan biasa saja, seakan ia teman nyata, namun lama kelamaan aku merasa capek, karena ia selalu ngajak bermain yang tidak ada waktunya, maklumlah yang namanya hantu waktu bermainnya selalu pada malam hari dan ia tak pernah merasa capek.

Karena aku mulai merasa lelah dan semakin tidak beres situasinya, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja dari pabrik itu.
Walau pada awalnya aku tidak diberi ijin keluar, bahkan aku dilarang keluar dari pabrik itu.

Atas pertolongan Alloh, akhirnya aku bisa berhenti kerja sekaligus aku bisa keluar dari tempat mengerikan.

****
Setelah beberapa waktu aku berhenti bekerja dari pabrik yang sudah membuat fikiranku jadi kacau, aku merasa sedikit lega, karena akupun akhirnya mendapat pekerjaan baru di daerah telugong, untuk mempermudah pergi bekerja aku mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan tempat kerjaku, yaitu di dekat jembatan hari-hari.

Pada suatu sore, temanku menelfonku meminta antar untuk menjumpai pacarnya, dan saat itu karena aku tengah tidak ada kegiatan maka akupun mengiyakannya, saat itu juga aku menunggu temanku di pertengahan jembatan hari-hari.

Beberapa menit berlalu temanku tak kunjung datang juga, aku sedikit merasa jenuh, saat itu untuk menghilangkan rasa jenuh aku mengutak Atik hp androidku, hingga tiba-tiba saja,

"Lagi ngapain sendiri disini dek?"
Seketika aku merasa terkejut mendengar suara seorang pria menyapaku, akupun mengarahkan pandanganku ke asal suara,

"Eh.. i itu aku lagi nunggu temen mas"
Jawabku tergagap, karena aku tak menyadari kedatangannya, yang ternyata seorang pria berparas ganteng. Pria itu tersenyum manis kepadaku,

Saat itu entah kenapa aku tak berfikir curiga sedikitpun kepadanya, mungkin karena ia ganteng dan ramah, fikirku.

Singkat cerita, ia menyodorkan tangannya mengajak berkenalan, dan kembali tanpa ragu aku menerimanya.
Akhirnya kami mengobrol dengan akrab, seakan kami telah lama berteman, walau sejujurnya setelah berjabatan tangan aku baru tahu jika teman baruku yang seorang pria ganteng itu bukanlah manusia, melainkan sosok mahluk halus.

Beberapa saat aku mengobrol, hari mulai senja, temankupun yang sudah berjanji akan datang tak jua muncul, akhirnya akupun kembali kekontrakan.

Disaat aku melangkah pulang menuju kontrakan, aku merasakan tubuhku serta langkahku terasa berat, seakan aku tengah menggendong orang dewasa, serta perasaan aneh mulai merasuki jiwaku.

Setibanya di kontrakan, benar saja aku langsung kesurupan, beruntung saat itu tak lama berselang temanku datang.

Menurut cerita temanku, aku kesurupan sangat lama, mulai jam 9 malam hingga menjelang sholat subuh, atau jam 5 pagi.

Hari terus berlalu sebagaimana mestinya, hari-hari aku selalu berulang hampir setiap Maghrib aku kesurupan.
Aku sudah berusaha berobat kesana kemari, namun aku tak kunjung sembuh, dan atas saran dari keluarga dan teman akhirnya aku pindah ke kontrakan saudaraku, agar ada yang memperhatikanku disaat aku kesurupan.

Singkat cerita, aku saat itu sudah tinggal bersama saudaraku, namun yaaah aku masih saja selalu kesurupan, sudah banyak ustadz bahkan orang pintar namun pada akhirnya mereka tidak sanggup mengobatiku. Hingga akhirnya pada suatu hari ada yang memberi saran untuk berobat ke orang pintar di daerah Kapuk.

Dengan diantar saudaraku, kami pergi kesana, dan ternyata seorang nenek-nenek.

Singkat cerita, setibanya disana, kami menceritakan semua yang terjadi kepadaku, dan meminta bantuan kepada beliau.

Namun, aku harus kecewa, karena nenek itu menolaknya dengan alasan

"Maaf ya nak, nenek gak sanggup membantumu, karena rohmu sudah disimpan oleh seseorang untuk dijadikan tumbal, dan jika rohmu tidak dapat di kembalikan keragamu, maka kamu akan mati"

Demikian si nenek berkata, dengan raut wajah terlihat prihatin kepadaku.
Akhirnya kami pulang dengan rasa sedih dan kecewa.

Beberapa hari kemudian aku dipulangkan kekampungku dijawa, dengan sekujur tubuhku memar-memar membiru, karena disaat aku berobat ke beberapa orang pintar tubuhku dicubit-cubit, supaya setannya keluar dari tubuhku, walau yaaah semua sia-sia.

Setibanya dikampung halaman, aku tinggal bersama nenekku.
pada awalnya aku merasa tenang dan aman, namun ternyata tidak, hanya dua hari aman, selanjutnya justru semakin parah, seperti biasa setiap Maghrib aku kesurupan dan menjelang subuh aku baru sadar.

Aku semakin merasa tersiksa, bahkan aku nyaris putus asa dengan kondisiku saat itu, namun disaat aku mulai putus asa, ada kerabat yang memberitahukan kepada keluarga agar aku dibawa berobat kepada seseorang yang daerahnya lumayan jauh dari kampungku.

Saat itu keluarga mendapat nomor telfonnya, dan singkat cerita, keluarga menelfon orang pintar itu, dan menceritakan permasalahan yang terjadi kepadaku.

Begitu mendengar semuanya, orang pintar itu beristighfar, dan menayakan nama dan wetonku, biasa kalau orang pintar didaerahku, jika mengobati selalu menanyakan weton kelahiran.
Lanjut cerita, akhirnya orang pintar itu mengatakan jika saat itu juga ia akan datang kerumahku, dan Alhamdulillah beliau datang.

Singkat cerita, orang pintar itu jam 11 malam tiba dirumahku dan langsung menangani ku, dengan melakukan ritual yang aku sendiri tidak faham.
Tak lama berselang selesai ritualnya, lalu beliau bercerita kepadaku dan keluarga, bahwa aku telah dijadikan tumbal pabrik mainan dimana aku pernah bekerja dulu.

Dan terakhir orang pintar itu diketahui bernama mas Alif melanjutkan cerita, karena saat itu, aku masih polos dan lugu, disaat roh anak bos yang telah dijadikan tumbal oleh orang tuanya senang dan berteman denganku, ia menginginkan aku mati seperti dia dan menemaninya.

Mendengar cerita mas Alif, sontak membuat keluargaku terkejut dan menangis karena mengkhawatirkan ku.

Lanjut cerita
Kondisiku semakin parah, karena menurut cerita keluargaku, saat itu dalam diriku sudah orang lain yang tidak dikenal keluargaku, dari sikap, berbahasa sudah berbeda, contohnya,
Aku asli orang Jawa dan hari-hari dalam keluarga selalu berbahasa Jawa, saat itu aku berbahasa Indonesia, biasa aku memanggil ibuku dengan sebutan mamak, atau Mak e, saat itu aku memanggil mami.

Kurang lebih 1 bulan, aku hanya memiliki raga, karena jiwaku sudah orang lain, yaitu roh anak kecil yang tiada lain anak si bos yang telah ia jadikan tumbal kekayaannya.

Namun Alhamdulillah, mas Alif dengan sabar terus berjuang mengobatiku, setiap malam Jumat beliau mengobatiku dengan beberapa ritual hingga aku diharuskan mandi bunga, serta aku tidak diperbolehkan keluar rumah.
Secara perlahan kondisi fisikku membaik, walau jiwaku masih orang lain.

Pada suatu malam, akhirnya pada satu titik langkah pengobatanku, yaitu dengan cara mediasi dengan mahluk atau demit yang ada pada diriku.

Hasil dari mediasi itu, sang demit meminta sate celeng (sate babi).
Pada saat itu mas Alif menyanggupinya, walau kami tidaklah mengkonsumsi makanan seperti itu, namun demi kesembuhan disanggupi,

Lalu aku di masukkan kedalam kamar kosong, kemudian aku disuguhkan sate tersebut.
Disaat itulah aku kembali tidak sadar, dan ternyata aku dikurung dan dipasung dikamar yang gelap selama 3 bulan.

Disaat aku dipasung dikamar kosong nan gelap itu, disaat aku tengah sadar, aku selalu didatangi oleh mantan bosku yang biasa aku panggil Koko Haryo, dia berdiri dihadapanku dan disebelahnya ada anaknya yang telah mati karena tumbalnya, ia menggunakan baju berwarna merah model khas etnik cina. Selain itu juga aku didatangi Nyi Blorong, gendruwo hingga tuyul. Pembaca setia kang Asep Hidayat bisa membayangkan bagaimana perasaan mbak maysa saat itu, pastilah ketakutan.

Namun jika memang azalku belum sampai, tidak akan ada yang mampu merenggut hidupku, akhirnya bulan ketiga kondisiku membaik, Dan aku dinyatakan sembuh oleh mas Alif, orang pintar yang telah berjuang menolongku, yang tentunya atas ijin Alloh sang pencipta.

Pasca kesembuhanku, bukan berarti segala gangguan itu semua hilang, tetap masih ada, namun kali ini aku cuek atau bodo amat, dan tentunya aku selalu memohon perlindungan kepada sang pencipta.

Walau sampai saat ini aku terkadang pingsan, namun paling lama stengah jam dan kembali sadar, karena mereka masih mengincarku.

Saat ini aku telah menikah dan tengah mengandung, gangguan itu masih selalu datang kepadaku, semoga saja Aku dan anakku selalu dilindungi Alloh dari segala gangguan setan terkutuk.

Tidak lupa aku mohon doa dari semua sahabat kang Asep Hidayat untuk keselamatanku dan keluargaku.

S E L E S A I


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Cerita Terbaru Update