Notification

×

Kategori Berita

Cari Cerita

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Entri yang Diunggulkan

DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN

  Kang Asep Hidayat DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN By. Kang Asep Hidayat Assalamualaikum, salam sejahtera buat sahabat kang Asep Hidayat semua ...

Indeks Berita

Iklan

HANTU LAKA LANTAS

Sabtu, 01 Mei 2021 | Mei 01, 2021 WIB Last Updated 2021-05-01T09:46:55Z

 HANTU LAKA LANTAS



By. Kang Asep Hidayat
#Nyata

Assalamualaikum, salam sejahtera buat sahabat semua, semoga kita semua selalu sehat walafiat, serta selalu dalam lindunganNya. Amiiiin.
Baik, kali ini saya akan bercerita kisah nyata yang pernah saya alami ketika sedang melaksankan tugas. Semoga berkenan dan inilah selengkapnya...

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Aku seorang anggota polisi yang pada saat itu bertugas di Batam, di bagian laka lantas, aku akan menceritakan pengalaman mistis yang ku alami ketika aku sedang bertugas piket laka, tugas piket laka yaitu untuk melayani laporan kejadian kecelakaan lalulintas,

Malam itu aku melaksanakan piket bersama dua orang rekan lainnya dan aku yang paling junior, aku memang mengabdi dikepolisian ini baru tiga tahun. Dua seniorku yang piket laka malam itu yaitu bang anto dan rudi ( nama samaran ).

Waktu baru menunjukan pukul 21.00 wib, atau jam 9 malam,
Bang Anto mulai terlihat gelisah, aku faham kebiasaannya, pasti dia mau ijin keluar, fikirku.
Seperti dugaanku, benar saja dia pamitan denganku,

"yat, Abang ijin keluar dulu ya, ada perlu tar kalau ada apa-apa bel abang ya, kamu masih ada teman rudi tuh".

"siap bang, aman tuh"
Jawabku singkat.

Lalu bang Antopun berlalu pergi sambil bersiul, menggunakan sepeda motornya, entahlah keperluannya apa.

Akupun kembali duduk sambil menonton tv, yaaah... itung-itung mengisi waktu yang sepi, fikirku.

Malam itu cuaca sangat dingin sekali, sepertinya hari mau hujan, dan baru saja aku duduk di kursi, sambil nonton tv, bang rudi yang sedari tadi nelfon memanggil,

"Yat, sambil nonton tv, kamu isi buku mutasi ya, aku tidur dulu, nanti subuh gantian aku yang jaga dan giliranmu yang istirahat",
Takdir sebagai junior, aku hanya bisa bilang "siap bang".

Kuambil buku mutasi yang ada di meja panjang, dan akupun mulai menulis mutasi, buku mutasi adalah buku untuk mencatat segala kegiatan atau kejadian dalam pelaksanaan piket,

huuuuh...
Enak kali jadi senior ya, bisanya cuma perintah, tapi bagimana lagi, fikirku.

Dalam waktu singkat, yang kudengar dari bang rudi, yang berada diruang istirahat, hanya suara dengkuran nafasnya saja, tandanya kalau bang rudi kini sudah terlelap.

Entah mengapa malam itu terasa begitu sepi dan jenuh bagiku, mungkin karena tidak ada teman mengobrol, dan yang bisa aku lihat hanya tv, karena pada masa itu belum seperti saat ini, yang sudah ada adroid dan medsos.
Doaku saat itu tiada lain, semoga saja malam itu tidak ada laka lantas. demikian harapanku,

Walau malam itu aku merasa jenuh, namun ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawabku sebagai abdi negara, Aku harus tetap ikhlas menjalaninya. Aku masih selalu ingat pesan kedua orang tuaku,
ketika melepas keberangkatanku untuk melaksanakan tugas dipulau Batam.

"Nak jadilah anggota polisi yang bertanggung jawab akan tugas, jangan sakiti siapapun, bantulah orang yang membutuhkan pertolonganmu sebisamu, carilah rejeki dengan cara yang halal serta jangan pernah kamu lalaikan ibadah agar kamu selamat dunia akhirat"
Demikian pesan kedua orang tuaku,

Sesaat terlintas difikiranku wajah lelah kedua orang tuaku, rindu rasanya kepada mereka, karena sudah tiga tahun aku tidak bisa pulang, karena aku belum mendapatkan ijin, selama ini aku hanya bisa komunikasi melalui telefon saja.
hmmm....tapi kedua orang tuaku selalu memberikan aku semangat serta dukungannya
''semangat...semangat...semangat...,

Waktu menunjukan pukul 02.00 wib, kedua mataku mulai terasa berat, karena kantuk, kulihat bang rudi masih terlelap tidur, dan bang anto yang sedari tadi keluarpun belum kembali juga .
Untuk melawan rasa kantuk yang mulai menyerang mataku ini, aku membuat secangkir kopi, yang aku seduh dari dispenser yang letaknya di ruang sebelah, dekat pintu toilet,

Ruang jaga kami memang sempit, jadi hanya ditempat itu bisa diletakkan dispensernya, kemudian aku kembali ke depan, dimana aku standby jaga,

Kopi hangatpun aku minum, lumayanlah kopi ini bisa menemani kesendirianku dan sedikit melawan rasa kantukku.

Terdengar diatap seng pos seperti rintik air hujan, walau hanya gerimis, seiring dengan berhembusnya angin yang terasa begitu dingin bagai
menusuk tulang, bergegas aku mengambil jaket yang aku gantung di dinding pos, lumayanlah jaket kesayanganku ini bisa mengurangi rasa dingin, lalu akupun kembali duduk. tiba-tiba saja,

''bruuug''
Terdengar suara seperti seseorang menutup pintu toilet, yang ada di ruang sebelah,

Sedikit membuat aku terkejut, mungkin itu bang rudi yang ketoilet, fikirku, karena saat itu terdengar ada suara kran air dihidupkan dari dalam toilet, kembali perhatian mata kuarahkan ke tv, namun sesaat kemudian, aku mendengar suara dengkuran nafas bang rudi, aku berdiri dan melangkah menuju keruang istirahat untuk melihat bang rudi, terlihat diatas dipan kayu, bang rudi masih terlelap tidur,
''kalau bang Rudi masih tertidur, lalu yang saat ini di toilet siapa? fikirku.

Mungkinkah bang anto sudah kembali, dan langsung masuk, lalu tidur ketika aku sedang buat kopi tadi, hingga aku tidak melihat dia datang,

Kucoba memanggil seseorang yang berada di dalam toilet, seraya aku ketuk pelan pintunya,

"Bang.... bang Anto"
ijin bang, abang udah pulang ya?
Demikian aku tanya, namun hening tak ada jawaban dari dalam toilet itu.
Tiba-tiba saja, seketika suara kran air berhenti, menyisakan suara titik air yang menetes dari kran air ke dalam bak bak. Aku penasaran, perlahan ku dorong pintu toilet dan sepertinya pintu itu tidak dikunci dari dalam,

"Astaghfirulloh,
di dalam toilet itu aku tidak terlihat siapapun, thoilet itu kosong.
Jantungku berdegup hebat, seketika bulu romaku meremang, dari dalam toilet aku mencium bau amis darah segar, yang begitu menyengat, hingga membuat kepalaku pusing dan perutku terasa mual,

Yah, itu memang bau amis darah, secepatnya aku tutup kembali pintu toilet itu, dengan segera akupun kembali ke ruang jaga, aku berusaha untuk berfikir positif, walau perasaanku mulai tidak karuan.

Kuminum sisa air kopi yang ada di cangkir, sambil merokok untuk mengurangi rasa takut yang mulai merasuki jiwaku.

Aku sapukan kedua mataku kearah depan pos, terlihat berderet mobil-mobil barang bukti laka lantas, terlihat gelap, karena minimnya penerangan dan hanya tempias cahaya dari lampu pos tempat aku berjaga, membuat suasana semakin terasa menyeramkan bagiku

Namun...aaah tidak ada apa-apa, itu hanya perasaanku saja, begitu hatiku berkata, tiba-tiba saja,

Dari arah area barang bukti, sayup kudengar, suara seseorang tengah mengobrol dan yang kudengar sepertinya lebih dari dua orang, dengan rasa penasaran. Aku beranjak dari tempat dudukku, aku ambil senter yang ada di meja pos, laku akupun melangkah keluar pos, hendak mengecek suara yang kudengar tadi.

akupun terus melangkah kearah sumber suara, senterpun aku nyalakan dan kusorotkan. samar dari kejauhan, terlihat ada beberapa orang sedang berkumpul, dengan posisi berjongkok,

dan ada sosok yang tergeletak diatas tanah dihadapan kedua orang yang tengah berjongkok itu. kudengar suara erangan kesakitan.
Mungkin korban laka lantas, fikirku.

Tapi kenapa tidak ada yang melapor, dan tiba-tiba saja korban lakanya berada disini, kalau memang terjadi kecelakaan kenapa tidak dibawa kerumah sakit korbannya, demikian pertanyaan berkecamuk dalam fikiranku.

Kira-kira dari jarak 20 meter, aku menghentikan langkahku, dengan cahaya senter aku arahkan kepada mereka, dengan setengah berteriak bertanya,

"Pak, bu''
sedang apa disana?
tidak ada jawaban dari mereka, akupun kembali melangkah mendekati mereka, hingga jaraknya semakin dekat, kuperhatikan dengan seksama, dengan perlahan kedua orang yang sedang berjongkok itu berdiri dan memandang kearahku,

"'Astaghfirulloh, sontak aku terkejut serasa jantungku berhenti berdetak begitu melihat wajah kedua sososok itu, terlihat wajahya berlumuran darah, salah satu dari mereka matanya nyaris keluar, tangannya yang sebelah kiri yaris putus dan masih mengucurkan darah segar,
nafasku serasa sesak menyaksikan pemandangan sangat mengerikan itu, kulihat salah satu dari mereka yang menggunakan kaus berwarna hitam serta celana jean warna biru tua, dengan tertatih-tatih mulai bergerak mendekatiku, sembari berkata dengan suara lirih dan serak, membuat aku semakin merasa ngeri.

"To..to...tolong kami",
Ucapnya kepadaku, sambil menggapai kan tangannya kearahku.

Melihat kedua sosok itu bergerak mendekat, aku beringsut mundur beberapa langkah, karena aku merasa ada keanehan dari mereka, jika memang mereka itu korban laka lantas, tidaklah suatu hal yang mungkin masih bisa hidup dan bisa berjalan, dengan kondisi yang aku lihat, pasti ini ada yang tidak beres. Fikirku.

Disaat situasi menegangkan, tiba-tiba saja, sosok perempuan yang sedari tadi hanya tergeletak ditanah tak bergerak, tertawa ngikik, dengan perlahan pula ia bangkit, lalu dengan seketika ia memandang kearahku.

Hihihi...
Sontak aku terkejut, laksana ada sesuatu yang menggerakkan tubuhku
Seketika, aku berbalik dan berlari menjauhi mereka, kembali ke pos jagaa.
kudengar sayup namun jelas ditelingaku, suara tertawa ngikik dari arah belakangku, tentu saja membuat aku semakin ketakutan.

"Braaak"
tanpa sadar, karena rasa takut yang teramat sangat, aku menabrak pintu kaca pos jaga, yang mengakibatkan pintu kaca itu pecah, lalu aku duduk di bangku panjang, dengan nafas masih tersengal-sengal, terasa pedih di keningku, dan ketika kuusap ternyata keningku terluka serta mengeluarkan darah hingga menetes dilantai, akibat terkena pecahan kaca,

Tiba-tiba saja, bang Rudi keluar dari ruang sebelah, mungkin karena suara gaduh, membuat bang rudi terbangun dari tidurnya,

"Ada apa yat kok ribut-ribut,
"Trus kenapa keningmu luka?"

Bang rudi bertanya kepadaku dengan raut wajah panik, melihat luka berdarah dikeningku.

Singkat cerita, akupun menceritakan kejadian yang baru saja aku alami, Bang Rudipun hanya terdiam ketika mendengarkan ceritaku, sambil berusaha menenangkanku,

Ditengah situasi baru saja mulai tenang, berhembus angin yang sangat dingin, bercampur dengan aroma bau amis yang begitu menyengat, bang rudi berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar pos, disana bang rudi berdiri menghadap keluar sambil berkomat kamit, mungkin ia berdoa karena setelah bang rudi selesai, aroma bau amis darahpun seketika hilang, lalu bang Rudi kembali mendekatiku dan duduk disampingku, lalu ia bercerita,

Konon setiap piket malam jumat, selalu saja ada penampakan,
dari mahluk-mahlul halus yang ada di area sini, yah maklumlah yang namanya tempat penyimpanan barang bukti kendaraan korban kecelakaan, apalagi jika fikiran kita selalu kosong.

Aku hanya bisa diam, mendengarkan cerita bang Rudi, fikirankupun masih terbayang akan kejadian yang baru saja aku alami, memang malam ini pertama kali aku melaksanakan piket laka jadi aku belum tahu dan belum terbiasa dengan suasana seperti ini.

Pukul 03.00 wib.
Bang Rudipun menyuruhku untuk istirahat,
"Sudahlah yat, jangan kau fikirkan terus kejadian tadi, pergilah sana tidur biar kau bisa tenang",
Ujarnya, seakan-akan ia tahu, apa yang tengah aku fikirkan saat itu.

Akupun beranjak menuju ke ruang istirahat, di tempat istirahat yang sempit itu, aku coba merebahkan badanku, berusaha untuk pejamkan mata, namun mataku tak dapat juga tertdur, entahlah mungkin karena aku masih shok, sehingga mataku tak jua dapat tidur.

Kulihat jam ditanganku, waktu menunjukan pukul 04.30 wib.
Terdengar telfon layanan laka berdering, dan kudengar bang rudi menerima telfon,

Duuh.....pasti kejadian laka lantas, dan benar saja, tiba-tiba bang rudi membangunkanku dan mengajakku berangkat ke tkp.

Singkat cerita, kami tiba di tkp, aku lihat ada 1 unit mobil sedan berwarna hijau yang rusak parah, menabrak pohon di jalur hijau, karena suasana hari masih gelap, aku tidak dapat melihat berapa jumlah korbannya yang berada didalam mobil tersebut, karena pintu mobilnya pun dalam keadaan terkunci semua.

Dengan menggunakan senter yang kubawa dari kantor, aku memeriksa mobil yang ringsek itu, sinar senter ku sorotkan ke arah bagian kaca depan.

Astagfirulloh,
aku beristighfar setengah teriak dan teriakanku membuat dua seniorku terkejut, jantungku serasa berhenti berdetak, sontak bang anto yang baru tiba di tkp, terkejut dan bertanya kepadaku,

"Ada apa Yat kok teriak?"

"i..ijin bang, korban laka ini yang tadi malam datang menjumpaiku

Jawabku dengan suara bergetar, karena aku merasa terkejut dengan apa yang aku lihat.
Kedua seniorku hanya terdiam dan terheran mendengar jawabanku.

Singkat cerita, kami segera menghubungi ambulan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat,

Beberapa saat kemudian ambulance datang, dengan cara paksa mobil itupun dibuka, dan akhirnya korban dapat di evakuasi, jantungku berdebar saat petugas medis mengeluarkan korban laka, dan ternyata benar adanya jumlah korban ada tiga orang, dan ketiganya yang tadi malam berada diarea penyimpanan kendaraan barang bukti laka lantas. Dua orang laki-laki, satu orang perempuan.

Aku hanya terdiam, dengan fikiran berkecamuk pada saat itu. Setelah berhasil di keluarkan dari mobil korban dan dipindahkan ke dalam mobil Ambulance, lalu korbanpun dibawa kerumah sakit.

Setelah ambulan berlalu, bang Anto menghubungi mobil derek untuk membawa kendaraan korban laka tersebut ke kantor.
Dengan demikian bertambah lagi penghuni area barang bukti laka lantas di kantorku.

Singkat cerita, setelah semua selesai menangani laka lantas itu, jam delapan pagi kamipun serah terima tugas, kepada petugas piket Laka yang baru.

Akupun segera pulang kerumah, namun setibanya dirumah, aku tidak bisa beristirahat, entah mengapa aku masih kefikiran dengan kejadian-kejadian itu.

Bahkan hingga saat ini aku masih belum mengerti dengan kejadian malam itu, kejadian laka lantasnya jam 5 subuh sementara kejadian yang aku alami jam 2 malam, haaaah, entahlah mungkin hanya Tuhan yang tahu apa yang aku alami, semua kejadian yang diluar nalarku.

S E L E S A I

Info dari pihak rumah sakit, korban laka tersebut tercium bau minuman keras, serta hasil tesnya dinyatakan akibat mabuk, diduga mengkonsumsi minuman keras.

Sedikit pesan dari saya;
Berhati-hatilah dalam berkendara,
kendalikan emosi, terkadang ada saatnya harus mengalah walau kita benar, karena jika memaksakan maka kita akan celaka, dan akhirnya sia-sia walaupun kita dalam posisi benar, belajarlah bersopan santun dalam berkendara, hindari berkendara jika dalam keadaan mabuk/mengantuk.

Demikian kisah ini, semoga berkenan, mohon maaf jika banyak kekurangan sehingga membuat pembaca tidak nyaman..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Cerita Terbaru Update